|
Voice dan Visual Search Mulai Naik Daun
Voice dan visual search di dunia pemasaran digital 2025, perubahan cara orang “mencari” informasi bergerak cepat dari mengetik kata kunci ke… cukup berbicara atau menunjuk kamera. Dua teknologi voice search dan visual search sedang melesat, menciptakan peluang (dan tantangan) baru bagi brand di Indonesia maupun global. Artikel ini membahas definisi, data adopsi terbaru, pendorong pertumbuhan, dampak bagi SEO & e‑commerce, sampai strategi praktis yang bisa mulai diterapkan.
1 | Apa itu Voice dan Visual Search?
- Voice search: proses meminta informasi lewat perintah suara kepada asisten digital (Google Assistant, Siri, Bixby, Alexa, dsb.). Jawaban bisa berupa hasil web, tindakan (memutar musik), bahkan pembelian langsung.
- Visual search: menelusuri informasi lewat gambar pengguna memotret atau mengunggah foto, lalu mesin pencari mencocokkan visual itu dengan database produk atau konten serupa. Google Lens, Pinterest Lens, dan fitur “camera search” di marketplace seperti Tokopedia adalah contoh populer.
2 | Data Adopsi 2024‑2025: Angka
yang Tak Bisa Diabaikan
- 8,4 miliar asisten suara diproyeksikan aktif di seluruh dunia pada 2025 melebihi populasi global, menandai penetrasi lintas perangkat dari ponsel hingga smart speaker
- Sekitar 20,5 % pengguna internet dunia kini rutin memakai voice search; 27 % melakukannya langsung dari smartphone.
- Pasar voice commerce global diprediksi menyentuh US$ 80 miliar tahun ini, seiring konsumen makin nyaman bertransaksi via perintah suara.
- Google Lens kini memproses 20 miliar pencarian visual tiap bulan dan 20 % di antaranya terkait belanja produk.
- 60 % pembeli online global “lebih suka” menggunakan gambar ketimbang teks untuk menemukan produk, dan 62 % milenial/Gen Z menyatakan visual search “lebih menarik” dibanding cara lainnya.
- 91 % visual search terjadi lewat smartphone; traffic visual search secara keseluruhan naik 130 % sejak 2023.
- Di Indonesia Voice dan visual search, marketplace besar seperti Tokopedia sudah menanamkan fitur “Cari Sekaligus” memungkinkan pembeli mencari hingga tiga produk berbeda sekaligus melalui kamera, menandakan penetrasi visual search lokal yang kian matang.
3 | Mengapa Pengguna Beralih?
- Kecepatan & kenyamanan
– 90 % responden global menilai voice search “lebih mudah” daripada mengetik.
– Visual search menghapus “kata kunci” cukup foto sebuah tas di kafe, hasil belanja muncul segera. - Akurasi & AI yang makin mumpuni
Voice dan visual search Model bahasa besar (LLM) membuat asisten suara memahami percakapan alami, bahkan bahasa gaul Indonesia “ambilin” bukan “ambilkan”.
Google juga menambah mode voice question di Lens pengguna dapat bertanya lisan sambil menyorot kamera. - Ekosistem perangkat
Smart speaker kini ada di 55 % rumah tangga global; smartphone berkamera AI menjadi default di kelas menengah Indonesia. - Pengalaman belanja lebih “friksi‑less”
Fashion & furnitur jadi kategori teratas: 86 % pembeli online merasa gambar lebih meyakinkan sebelum checkout.
4 | Dampak pada SEO & Pemasaran
Aspek | Perubahan pada Voice Search | Perubahan pada Visual Search |
Perilaku kata kunci | Kalimat percakapan (“di mana toko kopi terdekat?”). | Gambar → engine mengekstrak fitur (warna, bentuk). |
Ranking faktor | Featured snippet, Page Speed, local pack. | Kualitas & metadata gambar, schema ImageObject. |
Konversi | Local “near me” queries memicu kunjungan hari yang sama (76 %) | Visual search mendorong AOV naik 20 % di e‑commerce |
Konten pendukung | FAQ berbasis percakapan, konten baca‑suara‐ramah. | Foto multi‑angle, alt text kaya, feed produk terstruktur. |
5 | Strategi Praktis untuk Brand & UMKM
- Optimasi Voice Search
- Gunakan kalimat alami & panjang dalam heading H2/H3 (“cara merawat sneakers putih”).
- Tambahkan FAQ schema & Speakable markup (untuk konten berita).
- Pastikan data Google Business Profile akurat; voice search lokal sangat sensitif pada NAP (Name‑Address‑Phone) konsisten.
- Jaga kecepatan halaman Google Assistant sering memilih jawaban dari situs < 3 detik.
- Optimasi Visual Search
- Unggah foto resolusi tinggi, latar bersih, beberapa sudut.
- Isi alt, title, dan property product:image_link di Google Merchant Center.
- Manfaatkan shoppable images (Pinterest, Google Merchant Center “Shop the Look”).
- Sertakan watermark/branding halus membantu identifikasi sekaligus cegah plagiarisme.
- Integrasi Kampanye
- Dorong CTA “coba foto produk & cari di aplikasi kami” di materi iklan.
- Gunakan audio tagar (#CariPakaiSuara) dalam konten reels untuk mengedukasi voice search.
- Siapkan konten pilar: misalnya, panduan audio‑visual “Cara Memilih Sofa Minimalis cukup foto sofa incaranmu di showroom”.
6 | Studi Kasus Ringkas
- Tokopedia Multiple Product Search (2023) memungkinkan pengguna mencari hingga tiga item sekaligus lewat kamera, menekan waktu browsing & meningkatkan konversi bundling produk.
- WhatsApp “Search on Web” (beta 2025) menambahkan reverse‑image‑search dalam chat, membantu pengguna memverifikasi hoaks foto sekaligus membuka peluang brand memberi info produk langsung di WA Business.
- Google Lens + Shopping Graph (update Oktober 2024) kini menampilkan harga lintas retailer & review real‑time, mempersingkat journey dari inspirasi → checkout dalam satu tampilan.
7 | Masa Depan: Multimodal Search
Google, Meta, dan Samsung sama‑sama meluncurkan model AI multimodal yang mampu memahami teks, gambar, dan suara sekaligus misalnya bertanya, “Sepatu apa ini, ada diskon di dekat saya?” sambil menunjuk kamera. Kombinasi itu berarti voice + visual search akan berkonvergensi, membuat optimasi konten “terpisah” jadi usang. Brand perlu berpikir holistik: teks, audio, dan gambar harus konsisten & berstruktur.
Bukan Sekedar Keren
Voice dan visual search bukan sekadar fitur keren; keduanya merefleksikan cara otak manusia bekerja kita berbicara & melihat lebih cepat daripada mengetik. Dengan statistik adopsi yang melonjak dan dukungan AI yang makin akurat, bisnis yang berinvestasi pada optimasi suara‑gambar hari ini berpotensi memenangi pangsa pasar “tanpa keyword” di masa depan. Mulai audit kontenmu: apakah ia mudah “dibaca” asisten suara, dan mudah “dipahami” kamera? Jika belum, inilah saatnya naik daun bersama tren pencarian baru ini.