|
AR Dan VR Lebih Dipakai, Masa Depan Interaksi Digital Semakin Nyata
AR dan VR dalam beberapa tahun terakhir, Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) bukan lagi sekadar teknologi futuristik yang hanya digunakan oleh industri game atau film. Kini, AR dan VR mulai dipakai secara luas di berbagai sector dari pendidikan, ritel, kesehatan, hingga periklanan. Popularitasnya meningkat seiring dengan kebutuhan konsumen akan pengalaman yang lebih interaktif, mendalam, dan personal.
Dengan kata lain, AR dan VR sedang naik daun bukan hanya karena teknologinya semakin matang, tetapi karena manfaat nyatanya mulai terasa langsung oleh pengguna dan pelaku bisnis.
A. | AR dan VR: Beda Tapi Saling Melengkapi
AR (Augmented Reality) adalah teknologi yang menambahkan elemen digital ke dunia nyata misalnya, filter kamera di Instagram, fitur “coba produk” di e-commerce, atau navigasi AR di Google Maps. Sementara itu, VR (Virtual Reality) menciptakan pengalaman digital sepenuhnya, di mana pengguna masuk ke dunia virtual 360 derajat melalui perangkat headset seperti Oculus atau Meta Quest.
Keduanya berbeda secara teknis, namun kini sering dikembangkan beriringan karena punya potensi saling melengkapi dalam menciptakan pengalaman digital imersif.
B. | Kenapa Semakin Dipakai?
Ada beberapa alasan utama mengapa AR dan VR semakin banyak digunakan:
1. Konsumen Ingin Pengalaman, Bukan Hanya Informasi
Dalam dunia pemasaran digital, pergeseran besar sedang terjadi: konsumen tidak lagi hanya tertarik pada iklan teks atau gambar, tetapi ingin merasakan langsung bagaimana suatu produk bekerja. AR memungkinkan konsumen mencoba kacamata, lipstik, atau furnitur langsung dari ponsel mereka. VR memungkinkan tur virtual ke hotel, kampus, bahkan rumah yang sedang dijual.
2. Dukungan Perangkat dan Platform Semakin Luas
Jika dulu butuh perangkat mahal untuk mengakses AR/VR, kini smartphone modern sudah dilengkapi dengan kemampuan AR bawaan. Di sisi lain, perusahaan besar seperti Meta, Apple, dan Google berlomba-lomba menciptakan ekosistem yang mendukung pengalaman AR/VR yang lebih seamless. Bahkan Apple baru saja merilis Apple Vision Pro, headset campuran (MR) yang mendorong adopsi massal teknologi immersive.
3. Pandemi Membuka Jalan
Selama pandemi COVID-19, banyak kegiatan yang tadinya dilakukan secara fisik harus beralih ke online. AR dan VR menjadi solusi untuk pendidikan jarak jauh, pelatihan kerja, konsultasi medis, dan virtual showroom. Perubahan ini bukan sekadar temporer, tapi justru mempercepat adopsi jangka panjang.
C. | Aplikasi di Dunia Nyata
Teknologi AR dan VR telah banyak digunakan di berbagai industri. Berikut beberapa contohnya:
🔸 Ritel & E-Commerce
Brand seperti IKEA, L’Oréal, dan Nike menggunakan AR agar pelanggan bisa “mencoba” produk sebelum membeli. Amazon juga sudah menambahkan fitur “View in Your Room” di banyak produknya.
🔸 Kesehatan
VR digunakan untuk terapi fobia, pelatihan operasi bedah, hingga rehabilitasi pasien stroke. AR digunakan dalam bedah dengan panduan visual real-time.
🔸 Edukasi
Guru bisa membawa siswa ke zaman dinosaurus atau menjelajahi tata surya dengan headset VR. Aplikasi seperti Google Expeditions menyediakan field trip virtual ke berbagai tempat di dunia.
🔸 Real Estate & Properti
Calon pembeli rumah bisa “masuk” ke rumah yang sedang dijual lewat tur VR. Developer juga bisa menunjukkan rumah contoh dengan teknologi AR.
🔸 Pemasaran & Iklan
Kampanye iklan sekarang tak lagi hanya satu arah. Lewat filter AR di Instagram, QR code yang membuka konten AR, hingga booth VR di event, brand bisa menciptakan pengalaman yang lebih memorable.
D. | Tantangan dan Peluang
Meski adopsi AR/VR meningkat, tantangannya masih ada. Harga perangkat VR premium relatif mahal, koneksi internet harus stabil dan cepat, serta pengembangan kontennya tidak murah. Namun, dengan semakin banyaknya perangkat mobile yang mendukung AR dan semakin murahnya headset VR, tren ini akan terus tumbuh.
Selain itu, hadirnya teknologi baru seperti AI generatif dan spatial computing akan memperkaya AR/VR ke level baru. Kita tidak lagi hanya melihat hologram statis, tapi bisa berinteraksi secara dinamis dengan lingkungan virtual yang memahami konteks dan merespons kita secara real-time.
E. | Bukan Sekedar Tren Sesaat
AR dan VR bukan sekadar tren sesaat. Keduanya adalah masa depan dari cara manusia berinteraksi dengan dunia digital. Ketika pengalaman menjadi mata uang baru dalam pemasaran, teknologi ini akan menjadi jembatan antara brand dan konsumen, antara dunia nyata dan dunia digital. Masa depan sudah di sini dan AR/VR adalah pintunya. (*)