Performance Marketing Bergeser dari Klik ke Sinyal

Performance marketing selama lebih dari satu dekade, dunia performance marketing hidup dalam satu metrik utama: click. CTR, CPC, dan traffic menjadi tolok ukur keberhasilan kampanye digital. Namun, dalam beberapa tahun terakhir dan semakin terasa di 2025 paradigma ini mulai bergeser. Brand global, platform iklan, dan advertiser berpengalaman menyadari satu hal penting: click tidak lagi cukup merepresentasikan niat (intent) dan peluang konversi yang sesungguhnya.

Kini, performance marketing memasuki fase baru: berbasis signals.

A. Mengapa Click Tidak Lagi Cukup Bagi Performance Marketing?

Click adalah aksi yang mudah terjadi, tetapi juga mudah dimanipulasi dan sering kali menipu. Banyak kampanye mencatat CTR tinggi, namun gagal menghasilkan penjualan. Fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor utama:

  1. Perubahan perilaku pengguna
    Konsumen modern tidak selalu mengklik iklan meski mereka tertarik. Mereka bisa melihat, mengingat, lalu mencari brand tersebut secara langsung di kemudian hari.
  2. Ad fatigue dan banner blindness
    Click semakin jarang terjadi, tetapi perhatian dan niat tetap ada.
  3. Privacy regulation & cookie loss
    Data berbasis click semakin miskin konteks karena keterbatasan tracking.
  4. Multi-touch journey
    Keputusan membeli jarang terjadi dalam satu klik. Ada proses: melihat, mempertimbangkan, membandingkan, lalu membeli.

Akibatnya, brand mulai mempertanyakan: apakah click benar-benar mencerminkan value?

B. Apa Itu Signals dalam Performance Marketing?

Signals adalah sinyal perilaku yang menunjukkan minat, intent, dan kesiapan audiens, baik secara langsung maupun tidak langsung. Signals jauh lebih kaya dibanding click tunggal.

Contoh signals yang kini menjadi fokus utama:

  • View duration (berapa lama iklan ditonton)
  • Scroll depth dan dwell time
  • Repeated exposure terhadap brand
  • Location behavior (datang ke area tertentu)
  • Engagement mikro (hover, save, revisit)
  • Device & waktu aktivitas

Signals tidak selalu terlihat oleh pengguna, tetapi sangat bernilai bagi sistem optimasi iklan.

C. Peran AI dalam Membaca Signals

Peralihan dari click ke signals tidak mungkin terjadi tanpa AI. Volume data signals terlalu besar dan kompleks untuk dianalisis secara manual.

AI dalam performance marketing kini berfungsi sebagai:

  • Pattern recognizer → mengenali pola intent
  • Predictive engine → memprediksi kemungkinan konversi
  • Budget allocator → mengarahkan spend ke audiens paling potensial

Inilah mengapa banyak artikel global menyebut bahwa AI bukan lagi alat bantu, melainkan media buyer itu sendiri.

D. Dampaknya Bagi Brand dan Advertiser

Perubahan ini membawa beberapa implikasi strategis:

  1. Metrik sukses berubah
    Fokus bergeser dari CTR ke quality signals dan conversion likelihood.
  2. Audience lebih sempit, tapi lebih bernilai
    Reach besar tanpa intent tidak lagi relevan.
  3. Timing menjadi krusial
    Signals paling kuat muncul menjelang keputusan membeli — sering kali dalam 48–72 jam terakhir.
  4. First-party & alternative data naik kelas
    Data non-cookie seperti telco dan location behavior menjadi aset utama.

E. Tarikan Strategis ke AdsQoo

Di sinilah AdsQoo berada pada posisi yang sangat relevan.

AdsQoo tidak dibangun hanya untuk mengejar click, tetapi untuk membaca dan mengaktivasi signals melalui ekosistem produknya.

1. Programmatic Ads Berbasis Signals
Dengan pendekatan programmatic, AdsQoo mengoptimasi kampanye berdasarkan:

  • Perilaku audiens
  • Pola exposure
  • Waktu dan konteks kemunculan iklan

Bukan sekadar siapa yang mengklik, tetapi siapa yang menunjukkan niat membeli.

2. Data Telco sebagai Signal Intent
Data telco memberikan konteks yang tidak bisa didapat dari click semata:

  • Pola mobilitas
  • Lokasi rutin
  • Aktivitas berbasis waktu

Ini memungkinkan AdsQoo menargetkan audiens berdasarkan kehidupan nyata, bukan hanya aktivitas digital.

3. Retargeting sebagai Mesin Closing
Signals paling kuat muncul dari audiens yang:

  • Sudah melihat iklan
  • Sudah berinteraksi
  • Sudah berada di fase pertimbangan

AdsQoo memaksimalkan fase ini melalui strategi retargeting yang presisi, terutama di 72 jam krusial sebelum keputusan.

4. AI Optimization & Dynamic Ads
Dengan creative yang menyesuaikan signals audiens, AdsQoo memastikan pesan yang muncul:

  • Relevan
  • Tepat waktu
  • Kontekstual

Ini bukan lagi iklan generik, melainkan respon terhadap sinyal audiens.

E. Dari Click Economy ke Signal Economy

Performance marketing hari ini bergerak dari click economy ke signal economy. Brand yang masih terpaku pada CTR berisiko salah membaca pasar. Sebaliknya, brand yang memahami signals akan lebih siap menghadapi masa depan.

AdsQoo berada di jalur yang tepat dengan pendekatan:

  • Data-driven
  • Signal-based
  • AI-powered

Di era di mana click semakin mahal dan semakin tidak jujur, signals adalah kebenaran baru. Dan di situlah performance marketing akan memenangkan permainan. (*)