|
Potensi Pasar Digital Out of Home (DOOH) di Indonesia pada Tahun 2024
DOOH saat memasuki tahun 2024, pasar Digital Out-of-Home (DOOH) di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Perpaduan antara kemajuan teknologi, perubahan dinamika sosial, serta peningkatan aktivitas ekonomi memberikan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan industri ini. Artikel ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai potensi pasar DOOH di Indonesia pada tahun 2024, dengan menelaah aspek-aspek yang mendorong pertumbuhannya serta tantangan yang dihadapi.
A. Analisis Pasar dan Pertumbuhan Teknologi
Di era digital ini, DOOH telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar papan iklan digital. Kemajuan dalam teknologi layar, konektivitas internet, dan data analytics memberikan kesempatan bagi pengiklan untuk menjangkau audiensnya dengan cara yang lebih interaktif dan personal.
Urbanisasi yang pesat di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, telah menciptakan lingkungan yang ideal untuk DOOH. Peningkatan infrastruktur dan pembangunan area komersial baru memberikan lebih banyak peluang untuk pemasangan media DOOH. Ini bukan hanya tentang jumlah, tetapi juga tentang kualitas dan kecanggihan teknologi yang digunakan.
Generasi muda Indonesia, khususnya milenial dan Gen Z, menunjukkan perubahan perilaku konsumsi media. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah dan lebih terbuka terhadap iklan yang inovatif dan interaktif. Ini menciptakan peluang besar bagi DOOH untuk menggabungkan elemen kreatif dan teknologi canggih dalam kampanye iklan mereka.
B. Inovasi dalam DOOH
Pada tahun 2024, inovasi dalam DOOH terus berkembang. Penggunaan AI dan machine learning untuk menganalisis data audiens secara real-time memungkinkan pengiklan untuk menyesuaikan konten iklan secara dinamis. Selain itu, integrasi dengan teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) meningkatkan interaktivitas dan pengalaman pengguna.
Pemerintah Indonesia telah menyadari potensi pasar DOOH dan mulai memfasilitasi pertumbuhannya melalui regulasi yang mendukung. Hal ini termasuk mempermudah perizinan, serta mengembangkan standar untuk penggunaan dan penempatan DOOH agar selaras dengan kebijakan kota dan lingkungan.
Tahun 2024 menandai peningkatan investasi dalam sektor DOOH, baik dari perusahaan lokal maupun asing. Kolaborasi antara pemain industri, seperti penyedia layanan DOOH, agensi iklan, dan pemilik lahan, memainkan peran penting dalam mengembangkan ekosistem DOOH yang sehat dan berkelanjutan.
C. Tantangan dan Solusi
Meskipun potensi pasar DOOH di Indonesia sangat besar, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah keterbatasan lokasi strategis yang tersedia. Solusinya melibatkan kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, pengembang, dan penyedia DOOH untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan lokasi baru yang potensial. Selain itu, edukasi pasar juga menjadi penting. Perlu ada upaya bersama untuk meningkat
D. Selayang Pandang
Seperti dikutip oleh neraca.co.id PT. Era Media Sejahtera, Tbk (IDX: DOOH) atau SSPACE sedang merampungkan kerjasamanya dengan 25 pemegang merek dari berbagai industri seperti FMCG, Kosmetik, Food & Beverages, Transportasi, dan Pemerintahan. Media iklan SSPACE saat ini tersebar di 13.800 titik lokasi di 38 provinsi di Indonesia, dan dengan harga sewa pasaran papan tayang pariwara sekitar 300 Juta per tahun per titik.
“Diharapkan Perseroan dapat mencapai potensi pendapatan sekitar 4,1 Triliun pada tahun mendatang,” ujar CEO DOOH, Vicktor Aritonang kepada media, Kamis (14/12/2023).
Untuk itu adsqoo sebagai platform digital advertising sebagai bagian dari MDMedia sebuah perusahaan yang di naungi PT. Telekomunikasi Indonesia, memberikan layanan pemasangan iklan melalui media DOOH. Adsqoo menyediakan banyak tempat-tempat strategis untuk periklanan videotron maupun billboard di seluruh wilayah Indonesia. (*)
